Senin, 03 Desember 2012

Makalah Bahasa Indonesia



BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang :

Banyak permasalahan di beberapa wilayah di Indonesia menyangkut apa yang telah di cita-citakan terhadap kemajuan pendidikan negara Indonesia. Pendidikan di Indonesia adalah hal yang penuh dengan polemik,
banyak permasalahan di beberapa wilayah Indonesia menyangkut apa yang telah dicita-citakan terhadap kemajuan pendidikan di Indonesia. Minimnya kesadaran masyarakat dalam hal pendidikan menjadi fokus utama penulis untuk mengupas lebih lanjut masalah-masalah pendidikan yang ada di negara Indonesia.

B. Rumusan Masalah :
1. Apa yang dimaksud dengan pendidikan?
2. Masalah pendidikan apa yang sedang berkembang dalam masyarakat?
3. Masalah mendasar apa yang mempengaruhi pola pendidikan di Indonesia?
4. Faktor apa saja yang mempengaruhi masalah pendidikan di Indonesia?
5. Bagaimana upaya pemerintah untuk menangani masalah aktual pendidikan yang berkembang dalam masyarakat?

C. Tujuan Penulisan :
1. Mengetahui maksud dari pendidikan
2. Mengetahui masalah pendidikan yang sedang berkembang dalam masyarakat
3. Mengetahui Masalah mendasar yang mempengaruhi pendidikan
4. Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi pendidikan
5. Mengetahui upaya pemerintah dalam meningkatkan pendidikan di Indonesia

BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Pendidikan

Pada dasarnya pengertian pendidikan ( UU SISDIKNAS No.20 tahun 2003 ) adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia kata `pendidikan` berasal dari kata `didik` dan mendapat imbuhan `pe` dan akhiran `an`, maka kata ini mempunyai arti proses atau cara atau perbuatan mendidik. Secara bahasa definisi pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusiamelalui upaya pengajaran dan pelatihan.

Menurut Ki Hajar Dewantara (Bapak Pendidikan Nasional Indonesia) menjelaskan tentang pengertian pendidikan yaitu: Pendidikan adalah tuntutan di dalam hidup tumbuhnya anak-anak, adapun maksudnya, pendidikan yaitu menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak itu, agar mereka sebagai manusia dan sebagai anggota masyarakat dapatlah mencapai keselamatan dan kebahagiaan setinggi-tingginya.

Pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan atau latihan bagi peranannya di masa yang akan dating.

Menurut UU No. 20 tahun 2003 Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan Negara.

Sedangkan pengertian pendidikan menurut H. Horne (1945), adalah proses yang terus menerus (abadi) dari penyesuaian yang lebih tinggi bagi makhluk manusia yang telah berkembang secara fisik dan mental, yang bebas dan sadar kepada Tuhan, seperti termanivestasi dalam alam sekitar intelektual, emosional dan kemanusiaan dari manusia.

Dari beberapa pengertian pendidikan menurut ahli tersebut maka dapat disimpulkan bahwa Pendidikan adalah Bimbingan atau pertolongan yang diberikan oleh orang dewasa kepada perkembangan anak untuk mencapai kedewasaannya dengan tujuan agar anak cukup cakap melaksanakan tugas hidupnya sendiri tidak dengan bantuan orang lain.

B. Masalah Pendidikan dalam Masyarakat Indonesia

Hasil Pendidikan
Kondisi Awal Masyarakat
Masukan Pendidikan
Sistem Pendidikan
Tujuan Pendidikan
Kebutuhan Pendidikan
Efektivitas
Partisipasi Relevansi
Efisiensi
Kerangka Berpikir Sistem Dalam Mengenal Masalah

Dari gambaran kerangka berpikir sistem dalam mengenai masalah atau hubungan antar variabel, kita dapat mengambil empat macam masalah pokok pendidikan. Masalah partisipasi lingkungan masyarakat, masalah efisiensi pendidikan, masalah efektivitas pendidikan, masalah relevansi pendidikan. Masing-masing masalah pokok tersebut memiliki beberapa sub masalah yang lebih terperinci secara keseluruhan.

1. Masalah Partisipasi Dalam Pendidikan adalah masalah hubungan antara tuntutan atau kondisi masyarakat dengan kemampuan sistem pendidikan. Tuntutan atau kondisi masyarakat sebagai masukan dan kemampuan sistem pendidikan sebagai kriterium. Dengan demikian masalah partisipasi dalam sistem pendidikan adalah masalah kurang tertampungnya masukan masyarakat oleh sistem pendidikan. Tuntutan masyarakat berhubungan dengan pertumbuhan kehidupan masyarakat dalam segala seginya (penduduk, aspirasi, lapangan kerja, dan sebagainya). Masalah partisipasi ini antara lain berkenaan dengan masalah-masalah

Misalnya :

a) Tingkat partisipasi pendidikan yang belum sesuai dengan yang diharapkan.

b) Tingkat penyerapan sistem pendidikan terhadap tekhnologi yang lamban disamping perkembangan tekhnologi global yang merambat secara cepat dalam era globalisasi.

c) Tingkat penyesuaian sistem pendidikan nasional Indonesia terhadap perubahan-perubahan aspirasi dan sistem nilai dalam masyarakat yang lamban.

2. Masalah Efisiensi Pendidikan adalah masalah hubungan antara masukan pendidikan dengan hasil pendidikan. Hal ini berkenaan dengan menggunakan masukan pendidikan untuk memperoleh hasil pendidikan. Dengan demikian masalah efisiensi pendidikan adalah masalah kekurang akuratan memproses masukan pendidikan menjadi hasil pendidikan. Ketepatan berhubungan dengan penggunaan waktu dan sumber dalam proses mengubah masukan pendidikan menjadi hasil. Selain itu, masalah efisiensi biasanya dihubung-hubungkan dengan masalah dana yang digunakan dalam proses masukan menjadi hasil. Masalah efisiensi pendidikan antara lain berkenaan dengan beberapa hal yang bisa dijelaskan

Misalnya :

a) Kekurang mengfungsikan tenaga kependidikan adalah kekurang tepatan dalam fungsi, dengan demikian kekurang tepatan menjalakan tugas atau bekerja.

1) Kepemimpinan pendidikan yang kurang tepat. Misalnya kepala sekolah yang kurang cakap dan kurang berdisiplin dalam hal keprofesionalannya.

2) Pelaksana pendidikan yang kurang tepat dalam menjalankan tugas. Misalnya guru/staf administrasi yang kurang rajin bekerja kurang menguasai tatacara bekerja dan sebagainya.

3) Peserta didik yang kurang belajar secara tepat. Misalnya siswa yang belajar apabila menghadapi ulangan saja, siswa yang mengerjakan PR disekolah, siswa yang sering bolos, dan sebagainya.

b) Penggunaan sarana dan prasarana yang kurang tepat termasuk didalamnya antara lain :

1) Penggunaan gedung yang perlengkapannya secara berkelebihan. Misalnya penggunaan laboratorium untuk praktek dan kantor, penggunaan kursi alat olahraga dan sebagainya.

2) Penggunaan alat bantu belajar yang kurang tepat. Misalnya penggunaan proyektor yang kurang tepat,serta papan tulis yang jarang dipakai, dan lain sebagainya.

3) Penggunaan dana pendidikan yang kurang tepat. Misalnya penggunaan dana yang tidak seimbang antara untuk kepentingan pengajaran, pencairan dana yang kadarluarsa dan lain sebagainya.

3. Masalah Efektivitas pendidikan adalah masalah pendidikan yang behubungan dengan hasil pendidikan yang dicapai dengan sasaran/tujuan pendidikan yang kurang tepat atau dengan kata lain memperoleh hasil yang kurang disbanding dengan sasaran pendidikan yang di citakan. Oleh karena itu masalah efektivitas pendidikan dapat dibedakan menjadi dua macam.

Antara lain :

a) Jumlah tamatan yang di hasilkan tidak sesuai dengan jumlah tamatan yang diharapkan.

b) Mutu pendidikan yang rendah. Mutu tamatan yang dihasilkan tidak sesuai dengan mutu tamatan yang diharapkan.

4. Masalah yang terakhir adalah masalah Relevansi. Masalah relevansi adalah masalah yang berkenaan dengan antara hasil pendidikan yang dicapai dengan kebutuhan tenaga kerja dalam masyarakat. Masalah ini lebih berkenaan dengan kebutuhan yang tidak sesuai dalam hal jenis ataupun dalam hal jumlah. Oleh karena itu masalah relevansi pendidikan antara lain mencakup masalah-masalah ketidak sesuaian.

Misalnya :

a) Ketidak sesuaian antara jumlah tamatan dengan jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan.

b) Ketidak sesuaian antara keahlian tamatan yang dibutuhkan dengan keahlian tamatan yang ada dalam masyarakat.

c) Ketidak sesuaian antara kualitas tamatan yang dibutuhkan dengan lapangan kerja yang tersedia.

d) Ketidak sesuaian antara jumlah lapangan kerja yang tersedia dengan jumlah tamatan yang ada disetiap daerah.

C. Polemik Dasar Kependidikan Negara Indonesia

Bangsa yang hebat adalah bangsa yang memiliki kualitas sumber daya manusia yang cerdas dan memiliki daya saing yang tinggi. Pendidikan merupakan salah satu elemen yang sangat penting dalam mendukung pemerintah untuk mewujudkan cita-cita tersebut. Hal ini dapat kita lihat dari realitas yang berkembang sekarang ini bahwa pendidikan seseorang sangat berpengaruh terhadap daya pikir dan tingkat kesejahteraan seseorang.

Pendidikan sekarang ini hanya dimanfaatkan oknum-oknum yang hanya ingin mencari kekuasaan bahkan pendidikan dicampur adukan dengan dunia politik. Hal ini sudah tidak wajar karena sudah melenceng jauh dari cita-cita awal pendidikan bangsa Indonesia, yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa bukan justru menyengsarakan dan membodohi rakyat.

Pendidikan menjadi lahan subur bagi mereka yang tidak punya hati nurani hanya untuk memperkaya diri mereka sendiri tanpa belas kasihan melihat anak-anak terlantar, anak-anak jalanan, pengamen yang harusnya memiliki hak untuk mendapatkan pendidikan yang layak bukan di usia yang masih belia dan produktif ini harus mencari uang hanya untuk sesuap nasi.

Polemik Dari Segi Pemerintahan

Pemerintah seolah-olah tak peduli dengan nasib rakyatnya. Pemerintah juga kurang berperan aktif dalam penggalangan promosi pendidikan untuk kepentingan rakyat. Pemerintah hanya memberi bantuan pendidikan berupa dana yang kadang juga dapat di selewengkan oleh oknum-oknum tertentu, karena kurangnya pengawasan dari pihak pemerintah.

Polemik Dari Segi Masyarakat

Kesadaran masyarakat dalam hal pendidikan dinilai sangatlah kurang. Beberapa oknum yang merasa kurang mendapatkan perhatian dari pemerintah mereka cenderung pasif dan justru ada beberapa dari mereka bertindak anarkhis hanya untuk menuntut keadilan dalam hal pendidikan. Hal tersebut sangatlah tidak bermoral untuk mewujudkan budaya Indonesia. Beberapa dari mereka justru menyalahkan pemerintah dalam hal kurangnya perhatian pemerintah untuk rakyat kecil. Padahal dengan bersikap penuh dengan tata karma mungkin pemerintah dapat merespon dengan baik keluhan-keluhan yang ada di dalam masyarakat Indonesia.

Dari beberapa masyarakat yang putus sekolah di daerah Desa Kaligending, penulis mewawancarai salah satu dari mereka. Yang menjadi narasumber dalam proses wawancara tersebut adalah saudara Yana. Penulis menanyakan alasan saudara Yana putus sekolah, dia menegaskan,“saya putus sekolah karena saya berasal dari keluarga yang tidak mampu, dan saya lebih memilih untuk bekerja demi membantu orangtua saya dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari”. Dari peryataan tersebut dapat disimpulkan bahwa pendidikan hanya menghambat perekonomian masyarakat, pendidikan bukan alat untuk membantu dalam proses pemenuhan kebutuhan ekonomi masyarakat, meskipun peryataan tersebut hanyalah pandangan sebagian kecil dari masyarakat Indonesia.

D. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Masalah Pendidikan di Indonesia

Faktor-faktor yang mempengaruhi berkembangnya masalah pendidikan antara lain: perkembangan iptek dan seni, laju pertumbuhan penduduk, aspirasi masyarakat dan keterbelakangan budaya dan sarana kehidupan.

Perkembangan IPTEK dan Seni

Sejalan dengan berkembangnya arus globalisasi di negara kita, terutama dengan pesatnya peningkatan teknologi komunikasi, membuat segala sesuatu harus dilakukan dengan cepat dan tepat. Implikasinya di dalm masyarakat sangat tersa. Oleh karena itu pendidikan harsu senantiasa menyesuaikan diri dengan perkembangan zaman.

Seni merupakan kebutuhan hidup manusia.Pengembangan kualitas seni secara terprogram menuntut tersedianya sarana pendidikan tersendiri disamping program-program lain dalam sistem pendidikan.

Laju Pertumbuhan Penduduk

Masalah kependudukan dan pendidikan bersumber pada 2 hal yaitu:pertambahan penduduk dan penyebaran penduduk.

Aspirasi Masyarakat

Belakangan ini aspirasi masyarakat semakin meningkat sejalan dengan peningkatan pemahaman masyarakat terhadap ‘reformasi’. Aspirasi tersebut menyangkut kesempatan pendidikan, kelayakan

pendidikan dan jaminan terhadap taraf hidup setelah mereka menjalani proses pendidikan.

Keterbelakangan Budaya dan Sarana Kehidupan

Keterbelakangan budaya disebabkan beberapa hal misalnya letak geografis yang terpencil dan sulit dijangkau, penolakan masyarakat terhadap unsur budaya baru karena dikhawatirkan akan mengikis kebudayaan lama, dan ketidakmampuan ekonomis menyangkut unsur kebudayaan tersebut.

E. Upaya Pemerintah Menangani Permasalahan Aktual Pendidikan di Indonesia

Pemerintah tidak berperan pasif dalam pemberantasan masalah pendidikan yang ada di Indonesia. Pemerintah melaksanakan beberapa program untuk pembaruan dalam hal sistem pendidikan agar tercapai cita-cita yang di harapkan.

Permasalahan Aktual Pendidikan di Indonesia

Permasalahan aktual pendidikan di Indonesia sangat kompleks dan semakin berkembang sejalan dengan perkembangan zaman dan kemapanan sumber daya manusia.

Masalah masalah tersebut antara lain :

a. Masalah Keutuhan Pencapaian sasaran

b Masalah Kurikulum

c. Masalah Peranan Guru

d. Masalah Pendidikan Dasar 12 Tahun

Upaya Penanggulangan

Beberapa upaya dilakukan untuk menanggulangi masalah masalah aktual tersebut, diantaranya:

a. Pendidikan efektif perlu ditingkatkan secara terprogram.

b. Pelaksanaan kegaitan kurikuler dan ekstrakurikuler dilakukan dengan penuh kesungguhan dan diperhitungkan dalam penentuan nilai akhir ataupun kelulusan

c. Melakukan penyusunan yang mantap terhadap potensi siswa melalui keragaman jenis program studi.

d. Memberi perhatian terhadap tenaga kependidikan (prajabatan dan jabatan).